Wahai Kaum Wanita, Meski Suami Tidak Shaleh, Kita Tetap BERHAK atas Surga Allah....Begini Penjelasannya..., |
Mungkin ada istri yang menyesal karena telah menikah dengan suami yang
imanya kurang kuat. Atau malah berfikir "Buat apa saya menjadi istri
shalihah kalau suami saja tidak shalih?!” Tapi mudah-mudahan tidak
ada ya!
Dan jangan sampai ketidakshalihan suami, menular pada kita! Karena sesungguhnya, kita tetap berhak atas surga Allah meskipun melayani suami yang tidak shalih. Asal kita ikhlas menjalaninya, tetap berupaya mengingatkan suami, dan diniatkan dalam rangka mendapat keridhoan Allah tentunya.
Pernahkah Ukti mendengar tentang kisah istri raja Fir'aun?
Dan jangan sampai ketidakshalihan suami, menular pada kita! Karena sesungguhnya, kita tetap berhak atas surga Allah meskipun melayani suami yang tidak shalih. Asal kita ikhlas menjalaninya, tetap berupaya mengingatkan suami, dan diniatkan dalam rangka mendapat keridhoan Allah tentunya.
Pernahkah Ukti mendengar tentang kisah istri raja Fir'aun?
Sebelumnya mari kita sibak dari hadist Rasulullah yang mengatakan
sesungguhnya, di antara 4 wanita terbaik sepanjang zaman, salah satunya adalah
seorang wanita shalihah yang suaminya tidak shalih dan bahkan kafir:
Rasulullah SAW bersabda : “Ada empat wanita mulia yang juga penghulu segala wanita di dunia; mereka itu ialah Asiah binti Muzahim isteri Firaun; Maryam binti Imran, ibunda Isa; Khadijah binti Khuwailid, dan Fatimah binti Muhammad.” (Riwayat Bukhari).
Jelas bahwa memiliki suami yang tidak shalih, tidak dapat dijadikan alasan untuk kita enggan belajar menjadi istri shalihah.
Dalam Firman Allah pada Surah At-Tahriim ayat 11:
”Dan Allah membuat perumpamaan dengan isteri Fir’aun bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisimu dalam surga, dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.”
Dan ada kisah lainya yang akan mampu menyadarkan kita bahwa menjadi seorang istri shalihah, tidak memerlukan suami dengan kriteria a, b, c, d. Karena menjadi shalihah sebenarnya bisa dilakukan siapa pun asalkan mau bermujahadah.
Ketika menelusuri sebuah jalan di kota Bashrah, Al Atabi melihat seorang wanita yang sangat cantik sedang bersendau gurau dengan seorang lelaki tua buruk rupa. Setiap kali wanita itu berbisik, laki-laki tersebut pun tertawa.
Al Atabi yang penasaran kemudian memberanikan diri bertanya kepada wanita itu. “Siapa laki-laki tersebut?”
“Dia suamiku” jawab wanita itu.
“Kamu ini cantik dan menawan, bagaimana kamu dapat bersabar dengan suami yang jelek seperti itu? Sungguh, ini adalah sesuatu yang mengherankan” Al Atabi meneruskan pertanyannya.
“Barangkali karena mendapatkan wanita sepertiku, maka ia bersyukur. Dan aku mendapatkan suami seperti dirinya, maka aku bersabar. Bukankah orang yang sabar dan syukur adalah termasuk penghuni surga? Tidak pantaskah aku bersyukur kepada Allah atas karunia ini?”
Al Atabi kemudian meninggalkan wanita itu disertai kekaguman. Ulama Al Azhar, Dr Mustafa Murad, juga kagum dengan wanita itu sehingga memasukkan kisah ini dalam bukunya Qashashush Shaalihiin. Kedua ulama tersebut tidaklah kagum kepada wanita itu karena kecantikannya. Mereka kagum karena agamanya.
Maka tips berikut ini yang dikutip dari ummi-online.com, mudah-mudahan bermanfaat agar kita dapat menjadi istri shalihah:
1. Meyakini Bahwa Suami yang Tidak Shalih Adalah Ujian yang Justru Dapat Mendekatkan Diri Kita Pada Allah
Siapa yang tidak ingin mendapat suami shalih? Akan tetapi, berapa banyak jumlah laki-laki shalih di dunia ini?
Jika kebetulan suami kita bukanlah seorang yang shalih, jangan berkecil hati! Pandanglah hal tersebut menjadi ujian layaknya Asiah, istri Firaun, yang kemudian dibangunkan sebuah rumah di surga oleh Allah.
2. Tetap Menjalankan Ibadah Wajib, Perkuat Dengan Ibadah Sunah
Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang wanita (istri) itu telah melakukan shalat lima waktu, puasa bulan Ramadhan, menjaga harga dirinya dan mentaati perintah suaminya, maka ia diundang di akhirat supaya masuk surga berdasarkan pintunya mana yang ia suka (sesuai pilihannya),” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Thabrani).
3. Patuhi Suami, Kecuali Untuk Hal-hal yang Allah Larang
Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidak ada perkara yang lebih bagus bagi seorang mukmin setelah bertakwa kepada Allah daripada istri yang shalihah, bila ia menyuruhnya maka ia menaatinya, bila memandangnya membuat hati senang, bila bersumpah (agar istrinya melakukan sesuatu), maka ia melakukannya dengan baik, bila ia pergi maka ia dengan tulus menjaga diri & hartanya.” (HR. Ibnu Majah)
4. Hilangkan Rasa Iri Pada Rumah Tangga Lainnya
”Jauhilah olehmu sifat dengki/iri hati, karena sesungguhnya dengki itu bisa menghabiskan amal-amal kebaikan, sbagaimana api memakan kayu bakar.” (HR. Abu Daud)
Rasulullah SAW bersabda : “Ada empat wanita mulia yang juga penghulu segala wanita di dunia; mereka itu ialah Asiah binti Muzahim isteri Firaun; Maryam binti Imran, ibunda Isa; Khadijah binti Khuwailid, dan Fatimah binti Muhammad.” (Riwayat Bukhari).
Jelas bahwa memiliki suami yang tidak shalih, tidak dapat dijadikan alasan untuk kita enggan belajar menjadi istri shalihah.
Dalam Firman Allah pada Surah At-Tahriim ayat 11:
”Dan Allah membuat perumpamaan dengan isteri Fir’aun bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisimu dalam surga, dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.”
Dan ada kisah lainya yang akan mampu menyadarkan kita bahwa menjadi seorang istri shalihah, tidak memerlukan suami dengan kriteria a, b, c, d. Karena menjadi shalihah sebenarnya bisa dilakukan siapa pun asalkan mau bermujahadah.
Ketika menelusuri sebuah jalan di kota Bashrah, Al Atabi melihat seorang wanita yang sangat cantik sedang bersendau gurau dengan seorang lelaki tua buruk rupa. Setiap kali wanita itu berbisik, laki-laki tersebut pun tertawa.
Al Atabi yang penasaran kemudian memberanikan diri bertanya kepada wanita itu. “Siapa laki-laki tersebut?”
“Dia suamiku” jawab wanita itu.
“Kamu ini cantik dan menawan, bagaimana kamu dapat bersabar dengan suami yang jelek seperti itu? Sungguh, ini adalah sesuatu yang mengherankan” Al Atabi meneruskan pertanyannya.
“Barangkali karena mendapatkan wanita sepertiku, maka ia bersyukur. Dan aku mendapatkan suami seperti dirinya, maka aku bersabar. Bukankah orang yang sabar dan syukur adalah termasuk penghuni surga? Tidak pantaskah aku bersyukur kepada Allah atas karunia ini?”
Al Atabi kemudian meninggalkan wanita itu disertai kekaguman. Ulama Al Azhar, Dr Mustafa Murad, juga kagum dengan wanita itu sehingga memasukkan kisah ini dalam bukunya Qashashush Shaalihiin. Kedua ulama tersebut tidaklah kagum kepada wanita itu karena kecantikannya. Mereka kagum karena agamanya.
Maka tips berikut ini yang dikutip dari ummi-online.com, mudah-mudahan bermanfaat agar kita dapat menjadi istri shalihah:
1. Meyakini Bahwa Suami yang Tidak Shalih Adalah Ujian yang Justru Dapat Mendekatkan Diri Kita Pada Allah
Siapa yang tidak ingin mendapat suami shalih? Akan tetapi, berapa banyak jumlah laki-laki shalih di dunia ini?
Jika kebetulan suami kita bukanlah seorang yang shalih, jangan berkecil hati! Pandanglah hal tersebut menjadi ujian layaknya Asiah, istri Firaun, yang kemudian dibangunkan sebuah rumah di surga oleh Allah.
2. Tetap Menjalankan Ibadah Wajib, Perkuat Dengan Ibadah Sunah
Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang wanita (istri) itu telah melakukan shalat lima waktu, puasa bulan Ramadhan, menjaga harga dirinya dan mentaati perintah suaminya, maka ia diundang di akhirat supaya masuk surga berdasarkan pintunya mana yang ia suka (sesuai pilihannya),” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Thabrani).
3. Patuhi Suami, Kecuali Untuk Hal-hal yang Allah Larang
Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidak ada perkara yang lebih bagus bagi seorang mukmin setelah bertakwa kepada Allah daripada istri yang shalihah, bila ia menyuruhnya maka ia menaatinya, bila memandangnya membuat hati senang, bila bersumpah (agar istrinya melakukan sesuatu), maka ia melakukannya dengan baik, bila ia pergi maka ia dengan tulus menjaga diri & hartanya.” (HR. Ibnu Majah)
4. Hilangkan Rasa Iri Pada Rumah Tangga Lainnya
”Jauhilah olehmu sifat dengki/iri hati, karena sesungguhnya dengki itu bisa menghabiskan amal-amal kebaikan, sbagaimana api memakan kayu bakar.” (HR. Abu Daud)
Baca Juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar