Subhanallah...Jika Calon Suamimu Sudah Memenuhi 10 Kriteria Ini, Restu Orangtua Akan Dengan Mudah Kalian Kantungi...! |
Sebagai orang yang mengandung dan
membesarkan kita sekian lama orangtua tentu merasa punya kewajiban mengantarkan
kita ke gerbang kedewasaan yang kerap ditandai dengan sebuah pernikahan.
Kebebasan tentu mereka berikan, namun sebagai anak kita baru bisa melangkah
tenang setelah ada restu dan keikhlasan.
Wajar saja jika orangtua memiliki
kriteria yang wajib dipenuhi oleh calon pasangan putra-putrinya. Bukan karena
tidak rela, hanya saja mereka tentu tak ingin kita hidup tidak nyaman setelah
lepas dari atap mereka.
Berikut ini adalah jawaban-jawaban
dari pembaca tentang syarat wajib dari orangtua mengenai kriteria calon suami
atau istri bagi anak mereka. Kira-kira syarat apa saja sih yang seringkali
diminta oleh para orangtua yang wajib dituruti oleh anak-anaknya dalam mencari
calon suami atau istri? Sudahkah ini dimiliki oleh calon pasanganmu? Simak yuk!
1. Agama adalah sebuah pondasi dari sebuah rumah tangga. Tak
hanya mencari pasangan yang memanggil Tuhan dengan sebutan yang sama, tapi
pastikan dia juga kokoh imannya
“Harus seiman. Jangan ampe beda agama. Nanti ngurusin
macem-macemnya repot, belom lagi kalo nanti ada masalah antar keluarga. Anaknya
juga nanti jadi bingung mau milih agama bapak atau ibu nya. Itu kira-kira
perkataan nyokap gua tentang calon istri gue nanti.” “Cari suami yang sholeh. Gak pernah melupakan sholat
sebagai tiang agama. Sehingga hidup ada pegangannya. Rumah aja punya pondasi.
Begitu juga dengan hidup.” Pesan ibu sebelum beliau meninggal. Sebab beliau tak
ingin saya merasakan apa yang beliau rasakan.”
Yunika Bestari, 20, Surabaya
Di Indonesia, mayoritas sepakat bahwa
pasangan yang menikah sudah sepatutnya memiliki agama yang sama. Bahkan negara
ini pun tak menyediakan tempat bagi warganya yang ingin menikah beda agama.
Menikah beda agama menjadi hal yang masih dianggap tabu di masyarakat kita.
Banyak kerumitan yang pasti akan di hadapi. Mulai dari persoalan pernikahan,
masalah antara keluarga kedua belah pihak, hingga masa depan anak-anaknya
nanti.
Tapi tak cukup hanya seiman, orangtua
juga akan lebih rela untuk melepaskan anak-anaknya kepada dia yang punya
pengetahuan agama yang baik. Orangtua yakin bahwa agama adalah pondasi bagi
sebuah keluarga. Jika seorang suami atau istri yang memiliki keimanan yang
baik, orangtua percaya bahwa keluarganya memiliki tujuan dan pedoman yang kuat,
dan tentu akan selalu dalam perlingungan Tuhan YME. Karena itulah, demi
kebaikan keluarga anak-anaknya kelak, orang tua menginginkan dan mewajibkan
anak-anaknya untuk menikah dengan sesorang yang seiman.
2. Tak ada orangtua yang ingin anaknya hidup kekurangan.
Pasanganmu kelak harus punya tanggung jawab menjamin kehidupan finansial di
masa depan
“Mapan
secara finansial. Bagi saya seorang perempuan mempunyai pasangan yang mapan
adalah sebuah kewajiban. Sebab, bagaimanapun juga, tidak dipungkiri, keuangan
juga landasan kemapanan dan kelanggengan sebuah keluarga.”
Gwendelin, 25, Malang
Seorang menantu laki-laki yang mapan
tentu adalah dambaan bagi semu mertua. Orangtua yang sudah punya pengalaman
berpuluh-puluh tahun membina keluarga tentu tahu betul bahwa persoalan
finansial adalah hal yang sangat krusial dalam sebuah rumah tangga. Bukan
berarti mereka adalah mertua yang matre, tapi mereka hanya ingin anak
perempuannya hidup dengan layak saat dia tak lagi tinggal bersama mereka.
Lelaki yang mapan secara funansial
setidaknya sudah memiliki modal penting bagi mencukupi keluarganya di masa
sekarang dan masa depan. Mengingat kebutuhan ekonomi saat ini semakin
menghimpit, terang saja orangtua semakin khawatir jika kebutuhan putri
kesayangannya tak bisa tercukupi dengan layak. Yang mereka inginkan hanya ingin
anaknya bisa hidup layak, setidaknya selayak saat mereka masih hidup bersama
mereka.
3. Tak masalah jika saat ini belum mapan. Tapi yang jelas
seorang kepala keluarga harus punya penghasilan yang bisa diandalkan tiap bulan
“Pria
yang udah punya pekerjaan tetap. Kalo udah punya pekerjaan tetap kan udah ada
pegangan dalam berumah tangga. Walaupun mungkin penghasilan engga banyak tapi
seenggaknya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.”
Fika, 23, Jakarta
“Harus sudah kerja. Istri juga bekerja, kebutuhan hidup
memang makin tak bisa dipenuhi jika tidak disokong berdua. Soal kemapanan dan
kesuksesan finansial, itu urusan belakangan. Kemapanan dan kesuksesan bisa
dicapai berdua.”
Dewi Ummy Lathifah, 23, Samarinda
Benar yang dikatakan oleh para
pembaca di atas. Seorang kepala keluarga adalah tulang punggung keluarga,
dialah yang punya kewajiban untuk menafkahi keluarganya. Orangtua mana yang
rela melepaskan putri-putrinya kepada laki-laki yang belum jelas pekerjaan dan
penghasilannya. Kalaupun kemapanan bukan syarat mutlak yang diminta oleh
orangtua, pekerjaan adalah hal wajib yang tak akan bisa ditawar lagi.
Mereka ingin anak-anaknya setelah
menikah nanti bisa hidup mandiri dan mencukupi kebutuhannya sendiri. Orang tua
pastinya ingin anak mereka bersanding dengan laki-laki yang bertanggung jawab,
yang mau berusaha keras menafkahi anak istrinya nanti. Orangtuamu bukan banyak
menuntut, tapi karena mereka berpikir realistis. Mereka hanya ingin hidup
anaknya terjamin dan tak ingin melihat anaknya sengsara.
4. Mengontrak atau tinggal bersama mertua tentu tak nyaman jika
dijalani terlalu lama. Rencana memiliki rumah sendiri perlu dimiliki pasanganmu
saat ini
“Punya
rumah sendiri. Sudah menikah jadi harus bisa mandiri nantinya, tidak selalu
bergantung ke orangtua ataupun mertua. Nggak malu sama kucing. hehehe..”
Mega, 20, Malang
Terlebih lagi jika seorang pria yang
hendak meminang anak gadisnya adalah pria yang sudah mapan dan memiliki rumah
pribadi. Laki-laki yang seperti ini sudah tentu jadi nilai plus bagi orangtua.
Kembali lagi, orangtua hanya ingin melepaskan anaknya pada orang yang bisa
menjaga putrinya dengan baik. Tak ayal jika orangtua akan sangat percaya dengan
laki-laki yang sudah menyediakan rumah bagi anak dan cucunya nanti.
Lagipula, orangtua juga ingin melihat
anaknya bebas membangun rumah tangga sendiri tanpa campur tangan dari mereka.
Meski mereka sangat bahagia tinggal bersama anak dan menantunya, tentu tinggal
bersama dalam satu atao tak akan memberi ruang gerak yng bebasa bagi anak,
menantu, dan cucunya. Mereka ingin melihat anaknya hidup mandiri dan bahagia
dengan keluarga kecilnya.
5. Menurut orangtua, memiliki suku yang sama berarti memiliki
karakter yang tak jauh berbeda. Kecocokan karakter adalah kunci dari
keharmonisan keluarga.
“Seiman
dan satu suku. Secara gw orang Batak dan harus nikah sama orang Batak. Yang
lebih ngenesnya lagi gw pacaran ama orang Jawa, tamatlah riwayat gw.”
Rizky Andri, 23, Semarang
“Orang tua aku masih memprioritaskan kesamaan suku. Bagi
mereka, kalau anaknya menikah dengan pasangan yang memiliku suku yang sama,
akan terasa lebih dekat dan lebih cepat berbaur. Selain itu, tidak perlu
menyesuaikan kebiasaan adat dengan suku yang lain.”
Sashi, 23, Padang
Selain agama, kesamaan suku seringkali
menjadi hal yang masih banyak dipermasalahkan oleh orangtua. Memiliki menantu
yang memiliki ras dan suku yang sama seolah-olah memberikan rasa kedekatan yang
lebih dibandingkan dengan menantu yang berbeda suku.
Di Indonesia sendiri, menikahi seseorang
juga bisa berarti menikahi keluarganya. Seseorang yang memiliki suku yang sama
akan dianggap memiliki kedekatan dan karakteristik yang sama, sehingga lebh
mudah cocok dan dekat. Demi keharmonisan keluarga, orangtua menginginkan
anak-anaknya menikah dengan orang yang punya suku yang sama.
Beberapa suku di Indonesia masih
banyak yang dengan tegas menginginkan anak cucu mereka menikah dengan orang
yang sesuku agar memiliki generasi penerus yang bisa melestarikan budaya dan
sukunya. Mungkin bagi kita ini masih terlalu kolot, tapi jika dilihat dari
sudut pandang orangtua,mungkin ini adalah salah satu faktor yang bisa membuat
pondasi sebuah rumah tangga bisa kuat.
6. Orangtuamu hanya akan makin menua dan sering sakit-sakitan.
Mereka akan lebih bahagia jika kalian bisa tinggal tak begitu berjauhan
“Suami
yang mau tinggal sekota ama bokap, pasalnya gue anak tunggal.”
Niken, 22, Jogja
“Yang pernah mention itu cuma nenekku yang cerewet. beliau
bilang, cari jodoh jangan jauh-jauh rumahnya, biar kalo mudik nggak repot.”
Ayu Gina Utari , 24, Jakarta
Bukan berarti mereka tidak ikhlas
untuk ditinggal oleh anaknya, tapi orangtua juga ingin anaknya bisa rutin
menjenguk dan merawatnya ketika mereka sudah semakin menua. Mereka juga
memikirkan tentang intensitas dan kepraktisan untuk bertemu dengan anak, menantu,
dan cucunya.
Jika rumah orangtua dan anaknya tak
terlalu jauh, mereka pasti bisa lebih mudah dan sering untuk bisa menengok cucu
mereka. Begitu juga saat momen hari raya, orangtua pasti sangat berharap jika
anaknya bisa mudik ke rumah bersama-sama dengan menantu dan cucu mereka.
7. Perut adalah pintu utama menaklukkan hati suami dan keluarga.
Mertuamu akan sangat bangga jika dari sekarang kamu tak keberatan masuk ke
dapur dan belajar menu-menu sederhana
“Kalo
kata ortu saya : “golek bojo seng gelem sobo
pawon” artinya cari istri yang suka didapur maksudnya bisa masak.”
Dwi Raharjo, 23, Jakarta
Jika menantu pria seringkali dituntut
untuk bisa mencari nafkah dan memberi penghidupan yang layak bagi anak dan
istri, maka seorang istri juga seringkali dituntut untuk bisa terampil di
dapur. Orangtua akan lebih merasa senang jika menantu perempuannya bisa
memasakkan makanan spesial bagi anak laki-laki dan cucunya kelak. Perempuan
yang terampil memasak biasanya akan dipandang sebagai perempuan yang memiliki
sikap perhatian dan keibuan.
8. Bukan cuma soal materi dan kepemilikan. Pasanganmu juga harus
punya wawasan luas dan kecerdasan
“Berpendidikan.
Alasannya karena suami yang berpendidikan akan memberikan ilmu dan wawasannya
kepada anak-anaknya.”
Indri, 24, Tangerang
Selain persoalan materi, orangtua
juga akan mempertimbangkan soal pendidikan calon pendamping anak-anaknya.
Mereka tentu ingin anaknya memiliki pendamping yang memiliki pengetahuan dan
wawasan yang luas. Terlebih jika dia adalah seorang lelaki, tentu orangtua
ingin anaknya mendapatkan seorang imam keluarga yang pandai, yang bisa menjadi
panutan bagi anak-anaknya kelak.
Orangtua juga pasti mendambakan calon
istri yang cerdas dan pandai bagi anak laki-lakinya. Meskipun pada akhirnya
menantu perempuannya itu hanya menjadi seorang ibu rumah tangga, dia juga harus
punya latar pendidikan yang baik agar bisa menjadi ibu yang baik dan bisa
membimbing dan memberikan contoh-contoh yang baik bagi cucu mereka nanti.
9. Karena menikah bukan cuma soal dua kepala, restu orangtua
akan mudah turun saat pasanganmu mau terbuka atas latar belakangnya.
“Asal-usul
keluarga yang baik ssetidaknya tidak ada track record yang bakalan nyusahin kedua belah
pihak nantinya.”
Dini, 23, Bandung
Latar belakang dan asal-usuk keluarga
juga jadi sebuah pertimbangan matang bagi orangtua untuk memberikan restu pada
pernikahan anaknya nanti. Keluarga dari calon menantu sebisa mungkin adalah
keluarga yang baik dan tidak memiliki reputasi yang buruk. Orangtua tentu tidak
ingin anaknya terseret dan terlibat ke dalam konflik keluarga dari pasangannya.
Ya, di Indonesia seseorang yang
menikah berarti juga telah menikahi keluarganya. Karena itulah orangtua selalu
mewanti-wani anaknya untuk selalu mempertimbangkan bibit, bobot, dan bebet
keluarga calon pendampingnya nanti. Orangtua juga tak ingin anaknya nanti
terbawa-bawa dalam permasalahan yang seharusnya bukan menjadi urusan anaknya.
10. Bagi beberapa orangtua, profesi PNS memang menjanjikan. Tapi
kalau pun tidak pastikan pacarmu saat ini punya jenjang karir yang mapan
“Calon
suami yang jadi PNS, iya karena kalau udah pensiun masih dapet pensiunan
katanya, kan lumayan gak kerja tapi dpt uang.”
Rani Rizqi M, 21, Pasuruan
Profesi sebagai PNS adalah profesi
yang sangat diidamkan oleh mayoritas orangtua di Indonesia. Kalaupnun anaknya
tak bisa bekerja menjadi seorang PNS, satu-satunya harapan mereka adalah
mendapat seorang menantu yang berprofesi sebagai PNS. Lebih-lebih jika orantua
kita dulunya berprofesi sebagai seorang PNS.
Tapi sebenarnya jika ditilik lagi
bukan hanya profesi PNS yang bisa memberikan lampu hijau bagi restu orangtua.
Tak masalah dia bekerja sebagai karyawan lepas, pekerja swasta, penggiat dunia
kreatif, hingga wirausahawan. Yang penting jenjang karirnya bisa menawarkan
kemapanan dalam jangka panjang.
Itulah tadi beberapa syarat-syarat
mutlak yang biasa diminta oleh orangtua mengenai calon pendamping hidup
anak-anaknya nanti. Janganlah menganggap permintaan mereka sebagai sesuatu yang
membebani. Jika permintaan mereka memang baik untuk masa depanmu, kamu patut
untuk menurutinya. Namun jika tak sepaham, berilah pemahaman yang baik pada
mereka.
Bagaimanapun restu dari mereka adalah
hal terpenting bagi rumah tanggamu nanti. Apakah orangtuamu juga punya syarat
wajib seperti para pembaca di atas?
Baca Juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar